Satelit Indostar II Diluncurkan Maret 2009
Media Citra Indostar (MCI) bekerjasama dengan Protostar membangun Satelit Indostar II yang saat ini sedang dibangun di Los Angeles Amerika Serikat, dan direncanakan diluncurkan Maret 2009 di Kazakhstan.
“Komitmen MCI untuk membangun satelit yang dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat Indonesia khususnya untuk penyiaran, ditunjukkan dengan cara mengundang Pemerintah dalam hal ini Depkominfo yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh bersama Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Fredy Tulung ke Boeing – LA, untuk melihat perkembangan tahapan pembangunan Satelit Indostar II dan persiapan rencana peluncuran pada bulan Maret 2009 mendatang,” kata Rudi Tanoesudibyo dari MCI, dalam acara jumpa pers bersama dengan Menkominfo M. Nuh, didampingi Dirjen SKDI, Fredy Tulung, Rabu lalu (19/11).
Satelit MCI sebelumnya disebut dengan Cakrawarta I/Indostar I, mulai melayani masyarakat Indonesia sejak peluncurannya pada 1997. Satelit ini adalah satu-satunya satelit untuk broadcasting (penyiaran) di Indonesia yang berada pada orbital S-Band. Satelit ini memiliki lima transponder yang telah melayani Indovision selama lebih dari 11 tahun dengan layanan hampir 56 channel televisi dan 19 radio jaringan serta televisi lokal dan televisi jaringan dengan teknologi digital pertama di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi broadcasting MPEG-2. “Dapat dikatakan Satelit MCI selama ini melayani puluhan juta masyarakat Indonesia,” kata Menkominfo.
Sedangkan satelit MCI yang saat ni dibangun dengan nama Indostar II merupakan satelit yang memiliki kapasitas dua kali lipat dibandingkan sebelumnya, dan diperkirakan akan bisa melayani sekitar 120 channel dengan teknologi MPEG-2 dan 140 channel dengan teknologi MPEG-2 dan MPEG-4. Indostar II akan melayani dua televisi berbayar, televisi lokal dan televisi berjaringan serta radio-radio berjaringan dengan investasi yang digunakan untuk pembangunan satelit ini mencapai 300 juta dolar Amerika.
Saat peluncuran satelit Indostar II pada Maret 2009 nanti yang dilakukan di Kazakhstan, MCI akan mengundang beberapa perguruan tinggi untuk melihat satelit dan peluncuran secara lebih dekat. “Hal ini juga untuk memberikan informasi mengenai satelit yang diperuntukkan untuk broadcasting dan merupakan satu-satunya di Indonesia. Kunjungan ini akan menjadi rangkaian adanya kerjasama dengan perguruan tinggi,” kata Rudi Tanoesudibyo. Ada pun pengendalian satelit ini akan dilakukan dari Stasiun Pengendali Satelit TT&C (Telemetry, Tracking and Command) yang sedang dibangun di lokasi Indovision di Jl. Raya Panjang, Jakarta Barat.
TUP ( redaksi@wartaegov.comredaksi@wartaegov.com )
Sumber: Press Release
PELUNCURAN SATELIT INDOSTAR II
Roket Proton Breeze M lepas landas dari pusat peluncuran roket Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, kemarin btanggal pagi. Roket ini mengantarkan satelit Indostar II menuju orbit.
Kehadiran satelit tersebut akan membuka peluang-peluang baru bagi Indonesia, terutama dalam industri penyiaran dan industri kreatif.Indostar II lepas landas pada pukul 00.57 GMT atau pukul 07.57 WIB dengan menumpang roket Proton Breeze M,produksi Khrunichev Research and Production Space Center,yang merupakan produsen wahana antariksa utama Rusia. Peluncuran disaksikan langsung tim PTMNCSky Vision(Indovision) yang dipimpin Direktur Utama Rudy Tanoesoedibjo.
Proton Breeze M dikenal sebagai roket tangguh yang sanggup meluncur dalam kondisi-kondisi ekstrem.Namun, Proton Breeze M tidak harus menghadapi tantangan cuaca saat meluncurkan Indostar II karena cuaca saat peluncuran sangat bersahabat. Matahari pagi bersinar cerah menerangi padang rumput di sekitar Launch Pad 39 di mana roket Proton Breeze M berdiri tegak menghadap langit.Suhu musim semi di Baikonur mencapai 14–16 derajat Celsius dan angin berembus dengan kecepatan 4–6 meter per detik.
Roket Proton Breeze M mulai dinyalakan pada dua detik sebelum peluncuran.Pada satu detik sebelum peluncuran, tenaga dorong roket itu ditingkatkan hingga 40% dari total. Setelah itu, tenaga didongkrak penuh hingga 100%. Proton Breeze M pun lepas landas. Asap tebal berwarna putih menyiratkan kilau keperakan akibat cahaya Matahari pagi saat Proton Breeze M melesat ke angkasa menembus langit.Detik-detik pertama peluncuran ini adalah masa-masa paling kritis.
Selama dua menit pertama, Proton Breeze M terbang denganroketpendorongpertama.Ini adalah roket pendorong bertenaga paling besar dari tiga roket pendorong yang diusung Proton Breeze M. Pada dua menit pertama setelah peluncuran, Proton Breeze M memerlukan roket pendorong bertenaga sangat besar karena saat itu gravitasi bumi masih berpengaruh kuat terhadap roket ini. Dua menit berlalu,Proton Breeze M pun mulai terbebas dari gravitasi bumi.
Pada tahap ini, roket tersebut masih dapat dilihat dengan mata telanjang.Ketika pengaruh gravitasi bumi berkurang,Proton Breeze M pun melepas roket pendorong pertama dan beralih ke tenaga roket pendorong kedua. Proton Breeze M melesat semakin tinggi hingga tidak terlihat lagi. Roket pendorong kedua ini digunakan hingga lima menit setelah Proton Breeze M meninggalkan landasan. Setelah itu, roket pendorong kedua pun dilepas.
Hingga menit kesembilan setelah peluncuran, satelit Indostar II melesat ke angkasa luar dengan roket pendorong ketiga dari Proton Breeze M. Pada menit ke-11 setelah peluncuran, satelit Indostar II melesat sendirian di angkasa luar dengan dukungan tenaga roket suborbit. Roket itu lima kali dihidup-matikan untuk mendorong Indostar II ke posisi orbit yang dikehendaki. Pada jam kesembilan setelah peluncuran, roket pendorong suborbit itu pun dilepas dan Indostar II meluncur secara mandiri di orbit.
Diperlukan waktu hingga sembilan hari bagi Indostar II untuk mencapai titik orbit yang diinginkan,yaitu 107,7 BT (Bujur Timur) padaketinggian36.000 km di atas permukaan laut. Peluncuran roket Proton Breeze M yang mengangkut satelit Indostar II ini dilakukan International LaunchServices(ILS) Inc,pemimpin industri jasa peluncuran satelit komersial di dunia. Setelah mengorbit, satelitIndostarIIakandioperasikan PT MediaCitra Indostar (MCI).
MCI akan memanfaatkan satelit itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan televisi berlangganan Indovision di Indonesia. Indostar II diorbitkan untuk menggantikan satelit Indostar I yang sudahmengorbitsejak1997. IndostarII memiliki masa operasi 15 tahun. Satelit Indostar II diproduksi oleh Boeing Co. Satelit ini adalah tipe BS 601 HP. Ini adalah satelit paling laris produksi Boeing. Saat ini,diperkirakan ada sekitar 50 buah satelit BS 601 HP yang sudah mengorbit. Namun bagi Indonesia, Indostar II merupakan satelit penyiaran berkinerja tinggi yang pertama.
Sebagai satelit generasi baru, Indostar II menawarkan sejumlah peningkatan kinerja dibandingkan Indostar I. Di antaranya Indostar II memiliki lebih banyak transponder, memiliki jangkauan lebih luas,dan memiliki sinyal lebih kuat. Corporate Secretary PT MNC Sky Vision (Indovision) Arya Mahendra Sinulingga menjelaskan, dengan berbagai kelebihan satelit Indostar II,Indovisionakan mampu menyajikan layanan penyiaran DTH (direct-to-home) dengan kapasitas dua kali lebih banyak daripada dengan satelit Indostar I.
Dengan jangkauan satelit Indostar II yang lebih luas,Indovisionjuga akan mampu melayani lebih banyak wilayah di Indonesia. Adapun dengan sinyal Indostar II yang lebih kuat, layanan Indovision kelak akan lebih tahan terhadap cuaca sehingga ketika hujan besar terjadi, layanan Indovision masih bisa dinikmati dengan baik oleh pelanggan. “Saat dunia dilanda krisis keuangan global,masih ada perusahaan swasta nasional berani meluncurkan satelit ini karena dunia broadcasting (penyiaran) adalah sarana penting bagi kehidupan berbangsa.
Tidak dapat dimungkiri, media untuk menyatukan serta memberikan informasi kepada masyarakat masih didominasi penyiaran,” tutur Arya. Selain untuk penyiaran televisi, satelit Indostar II juga mampu menyajikan komunikasi internet berkecepatan tinggi. Potensi ini penting untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Satelit Indostar II mampu menyediakan layanan komunikasi dua arah yang menjangkau Indonesia, India,Filipina,dan Taiwan.
Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) Depkominfo Freddy H Tulung menyaksikan langsung peluncuran Indostar II di Kazakhstan. Freddy menilai, peluncuran satelit Indostar II akan membawa kemajuan dalam bidang penyiaran di Indonesia.“Atas nama Depkominfo, kami mengucapkan selamat kepada Indovision atas kesuksesan peluncuran satelit Indostar II,”ungkap Freddy.
Setelah Indostar II mencapai orbit 107,7 BT pada sembilan hari setelah peluncuran, satelit itu akan menjalani berbagai pengujian fungsi. Setelah pengujian selesai, IndostarIIdiperkirakanmulaiberoperasi pada pertengahan Juni 2009. (ahmad fauzi)
sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/239010/
No comments:
Post a Comment