Catatan perjalan amanah ini selalu punya sejuta warna berbeda dalam setiap kepemimpinannya. Ada sejarah baru yang terukir, ada pula masalah yang lalu kembali bersemi dan ada tantangan kedepan yang ternyata makin meraksasa saja. Salah satu contoh perjalanan sejarah yang pertama kali adalah ini, y rumah kita ini dengan penghuni terbanyak sepanjang perjalanannya, padahal kalau menengok kebelakang, mencari penghuni untuk rumah kita ini susahnya minta ampun. Untuk pertama kalinya juga kita memiliki predikat juara III untuk sebuah ajang olahraga, dan masih banyak lagi sebenarnya yang bisa dibilang sejarah baru untuk kita. Seiring berjalannya waktu kegiatan terisi juga dengan susah payah, belum lagi masalah juga selalu memenuhi kuota kosong yang disediakan, untuk salah satu kegiatan yang seharusnya menjadi tanggung jawab si A malah menjadi kerjaan si B, sebagian orang lainnya yang punya tugas masing-masing menghilang ditelan obrolan-obrolan. Bagaikan alarm yang di setting setiap harinya pada jam yang sama. Lain lagi permasalahan seleksi alam yang wajib ada untuk diselesaikan dengan cara obrolan sampai larut malam tapi ya tetap sampai situ saja.
Sejak 5 Februari 1947, mereka yang terdahulu sadar bahwa tantangan selalu ada..terus ada..ketika tantangan sudah tak ada berarti peradaban manusia telah musnah. Sebenarnya tantangan terbesarnya adalah pada tujuan ini semua didirikan, tapi untuk sesuatu yang besar mulai dari yang kecil, sesuatu yang kecil mulai berevolusi menjadi masalah kecil yang ternyata tidak dapat kita selesaikan secara action..lagi-lagi hanya jadi judul diskusi. Masalah-masalah kecil kini sudah menjadi raksasa yang akan semakin besar, yang seharusnya kita mengejar mereka lalu sekarang mereka berbalik arah menghatam dan meluluhlantakkan kita. Kegiatan yang di agendakan guna membentuk sosok militan ternyata bak gigi anak kecil yang suka makan permen, bolong-bolong akhirnya berpengaruh pada semangat. Disadari atau tidak melihat hal seperti ini justru yang lain seperti tidak punya sistem imun kebal hingga tertular dan mewabah kesana kemari. Ujung-ujung semua beradu keras saling tunjuk tak mau dipersalahkan.
Kasihan..ketika melihat generasi penerus kita memiliki kemampuan yang hebat tapi tidak dengan keyakinannya mampu menjalankan padahal kita itu semangatnya..kita itu pemandu sorak untuknya, kita jadi salah satu bukunya untuk melanjutkan perjalanan ini, kasian ketika kita melihat pucuk pimpinan atau orang-orang yang masih ada sedikit rasa peduli menjadi bulan-bulanan permasalahan menjadi sosok-sosok yang dipersalahkan padahal cuma buat sensasi lantas mana yang diperbaiki. Atau masih ada ide lain yang mungkin lebih pantas dari kata kasihan, secara tidak langsung sebenarnya kita mengasihani diri kita sendiri yang punya tanggung jawab untuk merubah semua itu tapi lalai. Untuk urusan seperti ini saja kita minta dikasihani bagaimana negara kita kedepannya..terang-terangan sajalah kita minta dijajah kembali, mungkin akan lebih baik nasibnya nanti.
Inilah hidup yang kalian katakan adalah perjuangan, bukan pasrah pada keadaan. Inilah amanah yang kalian disumpah dengan kitab yang kalian percaya membawa kebenaran. Kita selalu tau salah kita dimana tapi kita selalu tidak mau menemukan cara merubahnya. Yang tua hanya berkilah ini bukan zamanku..yang muda lalu bertingkah seolah tak ada masalah. Mau sampai kapan tulisan seperti ini akan muncul, mau sampai kapan diskusi tanpa aksi diteruskan? Tanya kenapa..kenapa tanya..